BUDIDAYA LELE

Minggu, 14 Maret 2010

BUDIDAYA LELE

Lele dumbo didatangkan ke Indonesia tentu saja untuk dikembangkan dalam rangka diversifikasi produk ikan air tawar dalam upaya pemenuhan kebutuhan konsumsi ikan. Pemenuhan gizi masyarakat yang menyukai jenis lele dumbo ini karena rasa yang gurih dan khas menjadi alasan untuk membudidayakan jenis ikan ini. Faktor teknis yang relatif mudah dan dapat dipelajari dalam waktu yang singkat juga memberi semangat untuk banyak melakukan praktek budidaya lele dengan tujuan beragam seperti menambah penghasilan, usaha sampingan  bahkan sebagai tumpuan usaha utama.

Budidaya lele merupakan suatu upaya pelestarian dan usaha memproduksi ikan lele. Kegiatan utama yang terkait dalam usaha budidaya lele adalah kegiatan pengadaan dan pemeliharaan induk lele, pembenihan lele, dan pembesaran lele.

Pada usaha budidaya lele segmen pembesaran lele dumbo untuk kapasitas produksi 7-10 ton per bulan diperlukan tenaga kerja 1 orang, ditambah tenaga 2-3 orang saat perbaikan kolam, panen, dan penataan infrastruktur lainnya. Usaha budidaya lele merupakan salah satu usaha yang membuka banyak peluang lapangan pekerjaan. Kondisi ini juga berlaku pada usaha pembenihan lele, distribusi dan pemasaran pasca panen.

Jumat, 12 Maret 2010

Klasifikasi Lele Dumbo

Secara umum kita temukan bahwa klasifikasi lele dumbo adalah Clarias gariepinus. Apabila menengok acuan klasifikasi, lele dumbo yang ada saat ini sudah sangat beragam.

Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi telah melakukan upaya perbaikan performa lele dumbo dengan rekayasa silang balik induk dan menghasilkan lele dumbo strain baru. Hasil perekayasaan perbaikan mutu lele dumbo adalah lele Sangkuriang (Clarias sp).

Apabila memperhatikan kenyataan lele dumbo sebagai ikan lele hibrida maka spesies yang berkembang sangat banyak dan bervariasi sebagai strain baru, terlepas tetap menjadi spesies yang unggul atau hanya sebagai hasil akhir dari persilangan induk yang tidak jelas riwayatnya. Oleh karena itu selain lele dumbo dengan spesies Clarias gariepinus maupun Clarias sp. telah banyak variasi strain baru yang muncul seperti lele sangkuriang, bahkan akhir-akhir ini ada yang disebut lele phyton atau lele phiton (lele piton).

Klasifikasi dalam Ensiklopedia (http://id.wikipedia.org) lele dumbo adalah sebagai berikut:
        Kerajaan    : Animalia
        Filum          : Chordata
        Kelas         : Actinopterygii
        Ordo          : Siluriformes
        Famili         : Clariidae
        Genus         : Clarias
        Spesies       : C. gariepinus (Burchell, 1822).

Klasifikasi lele dumbo yang ditetapkan BSN:
        Filum          : Chordata
        Kelas         : Pisces
        Subkelas    : Teleostei
        Ordo          : Ostariophysi
        Subordo     : Siluroidae
        Famili         : Clariidae
        Genus         : Clarias
        Spesies       : Clarias sp

Ciri-Ciri Lele Dumbo

Badan Standarisasi Nasional juga menguraikan secara rinci tentang ciri-ciri lele dumbo. Ikan lele dumbo dicirikan oleh jumlah sirip punggung yaitu D.68-79, sirip dada yaitu P.I.9-10, sirip perut V.5-6, sirip anal A.50-60 dan jumlah sungut 4 pasang, 1 pasang diantaranya lebih besar dan panjang. Perbandingan antara panjang standar terhadap tinggi badan adalah 1:5-6 dan perbandingan antara panjang standar terhadap panjang kepala 1:3-4. Ikan lele dumbo memiliki alat pernapasan tambahan berupa aborescen yang merupakan kulit tipis, menyerupai spon, yang dengan alat pernapasan tambahan ini ikan lele dumbo dapat hidup pada air dengan kondisi oksigen yang rendah.

Ikan lele dumbo memiliki kulit tipis halus, tidak bersisik dan licin. Warna ikan lele dumbo sangat bervariasi dan secara umum hijau kehitaman, coklat kehitaman, hijau kecoklatan, dan bagian bawah cenderung berwarna putih keruh, kadang-kadang ikan lele dumbo berwarna totol-totol (loreng) sehingga secara awam orang bisa saja menyebutnya sebagai lele phyton atau lele piton.